PURUK CAHU, RAKYATKALTENG.com – Intervensi kekuasan sudah lazim terjadi dalam sebuah demokrasi, tidak terkecuali pada organisasi-organisasi besar.
Mana kala organisasi itu bisa mempengaruhi kepentingan-kepentingan politik disuatu momentum, maka tak jarang ada campur tangan kekuasan untuk melakukan intervensi.
Kekhawatiran adanya intervensi politik dari sang penguasa tampaknya sudah menjadi rahasia umum.
Di Kabupaten Murung Raya, dalam waktu dekat bakal ada pemilihan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Murung Raya periode 2023-2027.
Pemerhati hukum dan pengamat politik di Kabupaten Murung Raya, Misian, SH mengutarakan bahwa harus ada kewaspadaan terhadap intevensi kekuasaan dan politik pragmatis dalam pemilihan ketua umum KONI Mura.
“Perlu waspada jika ada intervensi (kekuasaan), itu yang kadang membuat olahraga kita tidak bisa maju apabila ada kesan dipaksakan orang yang tidak tepat ada tempatnya,” kata Misian di Puruk Cahu, Rabu (7/12/2023).
Misian mengharapkan melalui Musyawarah Daerah pemilihan Ketum KONI nanti bebas dari intervensi dan politik pragmatis untuk memuluskan calon pesanan.
“Melihat rekam jejak calon ketua KONI yang ada tidak perlu diragukan lagi mereka siap mendedikasikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan olahraga di Murung Raya,” bebernya.
Menurut mantan Anggota DPRD Mura periode 2014-2019 ini, siapa pun yang terpilih harus bisa mewujudkan organisasi yang solid dan profesional dengan sistem pembinaan Atlet yang terencana dan berkelanjutan, membangun sarana dan prasarana olahraga dengan melibatkan semua pihak terutama investor yang ada di kabupaten Murung Raya.
“Tinggal keserius dan talenta saja lagi, jika orang yang tepat yang terpilih maka saya yakin semua akan berjalan sesuai yang kita harapkan,” bebernya.
Terdapat lima nama yang digadang-gadang memulai pertarungan sebagai calon Ketua KONI. Mereka adalah Ketua Umum Askab PSSI Rejikinoor, Ketua PBSI Akhmad Tafruji, Ketua Perbakin Heriyus, Ketua Percasi Pahala Budiawan dan Pengurus IMI Doni.(RK1)