SAMPIT,RAKYATKALTENG.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim) Rinie Anderson menyebutkan, desa-desa yang tidak terjangkau jaringan internet tidak bisa mengikuti program digitalisasi. Akibatnya, masyarakat desa akan semakin tertinggal.
Karena itu ujarnya, dirinya mengapresiasi Bupati Kotim yang sudah memerintahkan dinas terkait mengupayakan agar internet bisa masuk ke desa-desa. Sehingga pembangunan dan perekonomian masyarakat desa juga akan meningkat, terlebih pasca dilanda pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotim mengatakan, desa-desa yang masih tidak ada jaringan internet atau blank spot tersebut umumnya sudah masuk database di Kementerian Kominfo untuk difasilitasi pembangunan tower. Semoga ini cepat terealisasi,” ujarnya, Rabu 13 Juli 2022.
Diketahui, Kementerian Kominfo menargetkan kendala sinyal dapat teratasi tahun 2022, sehingga masyarakat desa bisa mengikuti perkembangan digital.
Desa yang masih blank spot antara lain tiga desa di Kecamatan Telawang, lima desa di Mentaya Hulu, dan 13 desa di Bukit Santuai. Kemudian juga 14 desa di Antang Kalang, 14 desa di Telaga Antang, 8 desa Pulau Hanaut, 3 desa di Seranau, 4 desa di Kota Besi, 3 desa di Cempaga Hulu, 8 desa di Tualan Hulu, 1 desa di Cempaga, 1 desa di Mentaya Hilir Selatan.
“Apalagi kita tahu digitalisasi saat ini merupakan kebutuhan penting. Namun masih banyak desa yang belum memiliki jaringan internet. Bahkan masih ada 77 desa di Kotim yang blankspot. Ini harus diprioritaskan dalam pembangunan,” tegasnya.
Pemerintah tambahnya, bisa jadi menghadirkan berbagai program untuk pemerataan akses internet. Tapi hal tersebut belum cukup. Menyikapi hal ini, kolaborasi untuk mengatasi sulitnya akses internet di desa pun dirasa perlu.(irw)